Bertempat di Aula yang terletak di lantai 4 Gedung I kampus Universitas Nasional di Pejaten, pada Kamis, 31 Oktober 2019 diselenggarakan diskusi dalam rangka launching buku yang ditulis oleh Fachrudin Majeri Mangunjaya, dosen senior di Fakultas Biologi dan Sekolah Pasca Sarjana Universitas Nasional dan juga menjabat sebagai Ketua Center for Islamic Studies (PPI UNAS). Pembahas dalam launching buku ini adalah Prof. Hariadi Kartodiharjo, Guru Besar Kebijakan Kehutanan dari Institut Pertanian Bogor dan Rizal Malik dari WWF Indonesia.
Dr. Fachrudin sebagaimana kebanyakan orang memanggil menjadi pemantik diskusi dengan terlebih dahulu bercerita mengenai pengalaman masa lalunya yang hidup dalam lingkungan keluarga santri. Perkenalan pertama dengan konservasi adalah saat dia menemukan telur penyu dan ditanyakan kepada orang tuanya apakah diperbolehkan mengkonsumsi telur penyu tersebut. Hal ini menginspirasi hingga dalam buku yang ditulis dalah satu bab khusus dibahas mengenai konsumsi.
Prof. Hariadi mengemukakan bahwa di buku tersebut, Dr. Fachrudin yang dipanggilnya dengan sebutan bung bercerita sangat komprehensif. Beliau mengatakan bahwa dalam keterlibatannya dengan hal korupsi memperkenalkannya dengan pendekatan yagn disebut dengan “Corruption Impact Assessment”, untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan kebijakan atau peraturan negara yang terindikasi mendukung korupsi. Hal ini dilakukan salah satunya dengan rancangan undang-undang agrarian. Berkenaan dengan hal tersebut, Prof. Hariadi melanjutkan kemungkinan diperlukan mengkaji pendekatan yang dituliskan dalam buku konservasi alam dalam islam tersebut dipakai untuk mengantisipasi korupsi yang didukung negara.
Prof. Hariadi melanjutkan bahwa yang tidak kalah penting untuk dilakukan adalah memberikan pemahaman melalui literasi dan pembahasan, tidak hanya sekedar berdasarkan instruksional karena heterogennya orang Indonesia menyebabkan kepatuhan berdasarkan literasi menjadi sangat penting. Dalam kesempatan lain Profesor yang juga dikenal dengan sebutan Prof. H.K ini mengemukakan bahwa konservasi ditinggalkan karena tidak dihitung secara moneter.
Pembahas terakhir adalah Rizal Malik, CEO WWF Indonesia yang mengatakan bahwa buku yang ditulis oleh Dr. Fachrudin adalah bentuk usaha menjembatani antara gagasan dan aktivitasme. Buku ini merupakan hasil pemikiran gagasan yang selanjutnya diterapkan dalam pelatihan dai yang kemudian pembelajaran yang didapat berupaya untuk di tangkap untuk aksi selanjutnya di tempat lain.