Isu Penganiayaan dan Kekejaman terhadap Hewan mungkin masih belum dianggap serius. Contohnya di Spanyol, lebih dari 3000 acara festival budaya di negara ini masih melibatkan tindakan penganiayaan terhadap hewan. Hal inilah yang menjadi latar belakang acara El Venadito Art, sebuah pameran seni rupa kolektif tahunan yang mengangkat isu “Kesejahteraan Hewan”. Kegiatan ini diinisiasi oleh Komunitas Sinestesia (Barcelona) dan didukung oleh Museo de Ciencias Naturales de Granollers, Barcelona, Spanyol. Dengan slogan “Melawan Penganiayaan Hewan Lewat Seni”, tahun ini mereka mengangkat tema Los Equinos atau Keluarga Kuda sebagai titik awal perspektif dan penciptaan karya.
Sebanyak 50 seniman berkontribusi dalam pameran ini. Mereka berasal dari berbagai cabang seni rupa, diantaranya: seni fotografi, seni lukis, hingga seni kolase. Salah satunya adalah Putri Ayusha, sukarelawan Transformasi Hijau yang kini menekuni seni kolase di Spanyol. Karya kolasenya berjudul “Dalam Kenangan” menggambarkan seekor Zebra yang memancarkan kontras warna merah dari balik kulitnya dengan latar belakang kertas surat kuno.
Sang Zebra mewakili Quagga (Equus quagga quagga), subspesies zebra dataran Afrika (Equus quagga), yang punah pada akhir abad ke-19. Quagga punah karena diburu namun kepunahannya tersebut tidak disadari hingga bertahun-tahun kemudian. Ketika Quagga di Kebun Binatang Amsterdam mati pada 12 Agustus 1883, tidak ada yang menyadari bahwa dia adalah yang terakhir dari jenisnya.
Karya seni lainnya yang menarik adalah “Horse is not your vehicle”, karya Olly (Barcelona). Ia menggambarkan seekor kuda yang sebagian tubuhnya diganti dengan badan mobil, sebuah metafora tindakan eksploitasi kuda sebagai mesin, alat, atau kendaraan dan mereka seringkali dipaksa bekerja di luar kemampuan alaminya.
Pameran ini berlangsung hingga akhir Januari 2020 di Museo de Ciencias Naturales de Granollers, Barcelona, Spanyol.