Katak Pohon Jawa (Rhacophorus javanus) muda
di Cagar Alam Telaga Warna, Puncak Jawa Barat
|
Delapan guru sains Al-Izhar yang tergabung dalam klub sains Al-Izhar “Raffles” mengikuti kegiatan Jakarta Endemic Birds Project yang di dalmnya terdapat muatan materi menulis artikel, fotografi alam liar, teknik pengambilan data (survei), dan teknik fasilitator pendidikan lingkungan hidup. Kegiatan Jakarta Endemic Birds Project ini dipromotori oleh komunitas Transformasi Hijau yang banyak dikenal dengan “TRASHI” selaku otak utama dalam aksi kegiatan konservasi lingkungan.
Memperbanyak memotret makhluk hidup di sekitar kita bertujuan untuk “bank foto”. Bank foto ini nantinya berguna untuk merekam keberadaan makhluk hidup yang ditemukan saat
itu. Mas ady mengatakan bahwa bisa saja hewan atau pun tumbuhan yang kita foto pada waktu itu akan mengalami kepunahan diakibatkan oleh berbagai macam faktor. Sehingga foto yang kita miliki dapat menjadi dokumentasi yang sangat berharga bagi generasi yang mendatang, sehingga mereka akan tetap dapat mempelajari dan mengetahui makhluk hidup apa yang sudah punah disaat mereka belum terlahir di bumi melalui bank foto yang di publikasikan melalui berbagai macam media.
Ular Pucuk (Ahaetulla prasina) umum ditemukan di ladang pertanian bersemak.
Ular tidak berbisa ini sering dibunuh karena dianggap petani membahayakan
apabila tergigit.
|
Seperti halnya Harimau Jawa yang mengalami kepunahan karena perburuan liar dan rusaknya habitat tempat tinggalnya karena kerusakan yang diakibatkan oleh manusia. Namun saat ini kita tetap dapat mempelajari Harimau Jawa berkat dokumentasi yang telah dibuat pada saat hewan pemegang kekuasan puncak pada rantai makan itu masih hidup melaui foto-foto yang didapat. Foto-foto tersebut menyebabkan makhluk hidup yang sudah punah akan tetap hidup walaupun hanya dalam bentuk foto.
Saat ini banyak media elektronik yang dapat menampung foto-foto alam liar yang kita dapatkan untuk kita share dengan mudah dan geratis seperti Indonesia Wildlife Photography, Mencintai Odonata (khusus capung), Oriental Bird Images, dan sebaginya. Media ini salah satunya bertujuan untuk kampanye menjaga lingkungan, karena banyak ditemukan hewan dan tumbuhan yang jarang banyak ditemukan oleh masyarakat di lingkungan mereka. Dengan adanya foto-foto tersebut diharapkan mampu menyadarkan masyarakat untuk tetap menjaga lingkungan agar tetap terjaga baik.
Kegiatan yang diadakan Transformasi Hijau untuk membuat agen-agen perubahan lingkungan seperti ini sangat berguna untuk membantu menyebarkan hipnotis-hipnotis positif bagi keseimbangan bumi ini. Dengan hal kecil kita mampu merubah hal yang besar dan tidak mungkin kalau dikerjangan secara bersama-sama. Satu foto yang dihasilkan dari jari telunjukmu dapat membuka mata miliaran mata di bumi dan menggerakan kaki serta tangan untuk peduli terhadap lingkungannya. (Gugum Prayoga – Guru Al-Izhar).
Sumber tulisan:
artikel ini dimuat di Aliz News Edisi 2, Senin, 1 April 2013.
Tentang penulis:
Gugum Prayoga berprofesi sebagai guru di SMA Al-Izhar Pondok Labu. Pemuda yang akrab dipanggil Gugum ini merupakan alumni Universitas Negeri Jakarta. Selama aktif kuliah hingga sekarang, Gugum sudah terlibat dalam kegiatan pengamatan burung dan herpetofauna yang dilakukan oleh Transformasi Hijau.
nice…..
ada satu lagi nih komunitas wild life photography indonesia
check webnya di http://www.indonesiawildlifephotography.com
wah setuju semoga kita bisa menjaga ekosistem alam ya