Minggu menjelang sore, tiga orang ibu duduk mengelilingi Nai, seorang pegiat Transformasi Hijau di tengah Saung Sarongge. Saat itu gemericik hujan menambah dinginnya petang di kaki gunung Gede Pangrango. Ketiga ibu tersebut nampak antusias menjawab pertanyaan-pertanyaan Nai. Pertanyaan yang dilontarkan ini tentu seputar kegiatan TRASHI dan warga Sarongge, antara lain seperti pembuatan sabun, pemeliharaan saung, kegiatan pertanian organik, serta rencana-rencana kunjungan tamu ke depan. Penggalan situasi di atas merupakan salah satu bagian kegiatan yang dilakukan TRASHI bersama komunitas ibu-ibu di Saung Sarongge. Komunikasi yang dibangun tentu juga melibatkan kelompok pemuda dan bapak-bapak.
Memandang keluar dari Saung Sarongge, nampak beberapa baris gundukan tanah yang sebagian telah ditanami daun bawang, sementara yang lainnya masih polos berwarna coklat. Gundukan tanah ini berlokasi strategi, karena berada tepat di muka pintu masuk Saung Sarongge. Sehingga seolah turut menyambut para tamu yang bertandang ke tempat wisata ini. Tepat di sisi selatan Saung Sarongge, nampak bangunan baru yang diperuntukkan sebagai rumah pembibitan untuk kegiatan penanaman organik yang dilakukan oleh kelompok Karang Taruna.
“Sekarang lahan yang ditanami secara organik, sudah lebih dari satu hektar,” demikian ujar Ridwan, salah seorang penggiat Karang Taruna Sarongge. Selain itu, kabar gembira kami dapatkan dari lapangan. Bahwa pada tahun 2016 ini, pihak perkebunan teh melakukan peremajaan lokasi perkebunan mereka. Dalam upaya peremajaan ini, pengelola perkebunan membangun kerjasama dengan masyarakat untuk mengelola lokasi peremajaan tersebut sebelum ditumpangsarikan untuk penanaman teh kembali.
Pendampingan pada kelompok petani organik ini adalah upaya TRASHI untuk mendukung upaya Green Initiative Foundation untuk memandirikan petani Sarongge. Dukungan yang diberikan TRASHI ini antara lain berupa wisata pertanian dan wisata pendidikan yang melibatkan petani muda Sarongge sebagai pelaku utamanya. TRASHI berharap, kerjasama yang terbangun ini dapat membantu meningkatkan kemampuan organisasi kelompok masyarakat dalam pengelola potensi sumber daya alam yang dimilikinya untuk kesejahteraan bersama. (Edy Sutrisno – TRASHI).
WAH SEMOGA DIBERKAHI TUHAN USAHANYA