Ilustrasi: Aksi Panggung Kak Dwi Dongeng Kanvas saat melakukan Dongeng di Ciliwung |
Perkenalkan, nama saya Reynaldi Prasetyohari. Nama panggung saya Aldi. Dalam tulisan ini saya akan bercerita pengalaman mendongeng. Pelatihan dongeng ini digagas oleh bersama TRASHI (Transformasi Hijau) dan RPA (Rumah Pohon Activity). Pelatihan yang sudah berjalan selama dua minggu ini menyimpan banyak sekali pengalaman baru. Mau tahu seperti apa? Simak tulisan saya berikut ini.
Minggu (5/5) pelatihan pertama dijadwalkan pada pukul 9. Mengingat saya tinggal di daerah Cempaka Baru, dan lokasi pelatihan berada di sekretariat Rumah Pohon Activity di daerah Jl. Tambak II Komplek Inkoppol, maka saya harus berangkat lebih awal agar terhindar dari macet. Jam menunjukkan pukul 6.30 ketika saya berangkat untuk bertemu dengan salah satu pengurus TRASHI, kak Yusuf atau biasa dipanggil kak Ucup.
Setibanya di tempat yang sudah disepakati, saya bertemu Kak Ucup dan Kak Ulfah, bersama dengan dua orang siswa SMA yang juga menjadi peserta pelatihan dongeng ini. Belakangan baru saya tahu, ternyata mereka juga ikut pelatihan dongeng juga. Setelah semua berkumpul, yang mayoritas adalah cewek, kecuali saya dan kak Ucup, kami kemudian mengarah menuju sekretariat RPA.
Perjalanan menuju ke lokasi pelatihan dari shelter transjakarta Matraman 1 bisa dengan bemo, kemudian turun di Inkoppol. Melihat hari semakin siang, akhirnya kami putuskan berangkat dengan bajaj. Ini adalah kali pertama saya naik bajaj beramai-ramai. Bajaj sekecil itu bisa juga menampung kami semua.
Setibanya di RPA, kami sudah dinanti oleh Kak Salma, dia yang menjadi pelatih kami. Pada sesi awal lalu, kami dijelaskan berbagai teknik mendongeng, mulai dari perkenalan, ilmu dongeng, sampai cara mengeluarkan intonasi nada khas pendongeng. Kak Salma orangnya ternyata menyenangkan. Dia tahu banyak mengenai sejarah hewan Indonesia. Dia juga ahli membuat aksesoris dan kerajinan tangan lainnya. Kemudian, dia juga membuat buku dongeng dan aksesoris yang bernama “JUKI and Friends” . Sekalian mengingatkan, jangan lupa membelinya ya :D.
Setelah ngobrol panjang lebar, kami diberi satu set boneka jari beserta buku dongeng. Di situ kita harus memahami benar cerita yang ada di buku dongeng tersebut. Langkah selanjutnya, kami secara bergantian memperkenalkan tokoh utama JUKI and friends, yaitu “JUKI si jerapah PERIANG !!!” (mengambil cuplikan perkenalan tokoh JUKI :P).
Saat itu saya masih gugup, karena harus berekspresi riang seperti JUKI. Padahal sejak lahir, saya ini berwajah sayu (baca: ngantuk). Tiba-tiba saja hari itu harus berekspresi riang. Wah, ini X-factor sekali buat saya. Saat perkenalan, logat Jawa saya yang kental (baca: medhog), terdengar sangat jelas, sebening kristal. Berkali-kali saya diingatkan Kak Salma, tapi mau bagaimana lagi? Kalau sudah lama di Jawa ya inilah resikonya.
Selain logat bicara saya yang dikritisi,cara perkenalan saya juga, kata Kak Salma seperti mau membentak orang. Padahal saya tidak bermaksud seperti itu.. hehehe. Menurut saya, semua peserta pelatihan dongeng yang semuanya cewek, hasilnya nampak bagus semua, kecuali saya. (Bersambung ke Berlatih Dongeng Bareng TRASHI dan JUKI and Friends : Cerita 2)
Penulis: Reynaldi Prasetyohari, peserta pelatihan dongeng TRASHI dan RPA