Mengamati burung langsung di alam |
Pagi itu, 15 November 2012, jam menunjukkan pukul 07.00, saat Club Pathfinder dan TRASHI bersiap menuju Tanjung Pasir, Tangerang. Di lokasi tujuan, sudah menunggu kapal yang akan mengantar peserta mengarungi Teluk Jakarta menuju Pulau Rambut. Perjalanan ke Pulau Rambut ini dalam rangka memfasilitasi teman-teman dari Club Pathfinder untuk belajar lingkungan langsung di alam. Perjalanan Tanjung Pasir – Pulau Rambut ditempuh dalam waktu 30 menit. Cuaca hari itu sangat bersahabat sehingga kami bisa tiba di pulau tepat pada pukul 09.00.
Tidak berapa lama kemudian, sesi belajarpun dimulai. Peserta yang berjumlah 18 orang ini terdiri dari siswa kelas 4 sampai kelas 9. Untuk memudahkan penyampaian materi, kelompok ini kemudian dibagi menjadi dua kelompok. Di sesi awal, kakak dari TRASHI menceritakan sejarah Pulau Rambut.
“Yuuk, teman-teman kita berkumpul. Selamat datang di Pulau Rambut. Pulau ini merupakan suaka margasatwa serta sekaligus surganya burung air dan burung migran” sambut Ilham Khoiri, fasilitator pendidikan lingkungan TRASHI. Pulau Rambut memiliki luas 90 hektar, yang terbagi antara daratan dan perairan, dengan luas masing-masing 45 hektar. “Pulau Rambut merupakan kawasan RAMSAR, yaitu wilayah perlindungan alam yang diakui secara Internasional” jelas Ilham. Pulau ini menjadi habitat burung air sekaligus tempat persinggahan burung-burung yang melakukan migrasi, ujarnya. Ilham menjelaskan, sebagai kawasan konservasi, ketentuan masuk Pulau Rambut, harus dilengkapi dengan surat izin yang dikeluarkan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam DKI Jakarta.
“Kegiatan kita hari ini dibantu oleh para penjaga pulau, kenalkan Pak Edi dan Pak Budi,” terang Ilham saat memperkenalkan staf Polisi Kehutanan BKSDA yang akan menemani berkeliling pulau. “Teman-teman sudah siap mengamati burung?” tanyanya. “Siap kakak!” seru para peserta dengan semangat.
“Kakak itu burung apa?” tanya seorang peserta sesaat memasuki pintu gerbang hutan Pulau Rambut. Para fasilitator kemudian mengajak peserta untuk membuat sketsa burung tersebut. “Kalian mau tahu nama burung itu? Buat dulu sketsanya di kertas, nanti kita bandingkan dengan gambar yang ada di buku kakak,” jelas Ilham ke peserta. Ilham menambahkan, bahwa gambar sketsa yang dibuat tidak perlu mirip dengan aslinya. hal yang terpenting adalah mencantumkan keterangan yang jelas, seperti warna bulu, bentuk paruh dan hal-hal unik lainnya. Gambar sketsa yang dibuat ini kemudian dijadikan acuan pengenalan nama jenis burung dari buku daftar burung.
Presentasi hasil oleh peserta kegiatan |
Pengamatan burung tidak hanya dilakukan dari bawah saja. Kakak fasilitator juga mengajak para peserta untuk naik ke menara pengamatan. Dari atas menara ini, peserta dapat memandang luas ekosistem hutan mangrove yang hijau yang diselilingi warna putih di beberapa pucuknya. Warna putih tersebut merupakan warna bulu burung yang hinggap di pucuk-pucuk pohon mangrove.
“Woooow !! kak keren dan besar besar banget ya burungnya,” sahut seorang peserta dengan perasaan terkagum saat melihat seekor Cikalang christmans dan Elang laut perut putih melintas di dekat menara. Kesempatan itupun aku manfaatkan untuk menyisipkan pesan moral ke para peserta bahwa kita harus menjaga ekosistem hutan mangrove agar kelangsungan burung-burung tersebut tetap terjaga.
Club Pathfinder, peserta edukasi Pulau Rambut |
Tidak terasa sudah 2 jam kami berada di hutan Pulau Rambut, saatnya kembali ke pos jaga untuk istirahat makan siang serta melanjutkan sesi presentasi dari setiap kelompok. Sebelum presentasi para peserta di minta untuk membuat laporan hasil pengamatan yang telah mereka lakukan tadi. Hasil presentasi dan laporan mereka cukup mengesankan. Dalam tempo singkat, ternyata mereka sudah memahami kekayaan alam yang tersimpan di surga burung Pulau Rambut. Sesi presentasi selesai pukul 13.00, dan kamipun melakukan sesi foto bersama sebelum menuju ke perahu dan berlayar kembali ke Jakarta. (Ilham Khoiri -TRASHI)
Tentang Penulis:
Nama Ilham Khoiri biasa dipanggil Iam. Pria bertubuh tambun ini punya banyak mimpi dan cita-cita. Bergabung di Transformasi Hijau sebagai volunteer di awal tahun 2012 dan saat ini menjadi pengelola X-TRASHI, sebuah divisi wisata edukasi Transformasi Hijau. Teman-teman yang ingin belajar sambil berwisata di Kepulauan Seribu, silakan hubungi 085772181847 (iam) twitter: @iamkhoiri fb: ilham khoiri iam email: iamkhoiri@gmail.com banyak keunikan yang akan terjadi di wisatamu yang tidak kamu temukan di tempat lain.