Sampah Styrofoam di Ciliwung (Foto: Ciliwung Institute) |
Jaman sekarang orang sudah mahfum banget dengan yang namanya 3R, bahkan tidak jarang dengan menambahkan “R” yang lainnya. Meskipun mungkin tidak semua orang dapat menjabarkan ketiga huruf R tersebut, tapi pastinya mereka akan tahu 3R itu akan mengacu ke mana ketika berbicara mengenai lingkungan. Tidak hanya di kalangan masyarakat perkotaan saja, tapi sudah menular hingga masyarakat pedesaan.
3R, seperti yang sudah banyak diketahui merupakan singkatan dari Reduce, Reuse dan Recycle. Merupakan suatu gerakan agar manusia lebih ramah lingkungan dan merupakan salah satu cara untuk menekan laju pemanasan global. Saya kira setiap orang yang tahu singkatan ini akan mengucapkannya dengan urutan seperti yang sudah saya sebutkan. Kalau dilihat lagi dengan seksama urutan 3R tersebut tidaklah disusun sembarangan. 3R juga menunjukkan kepada kita sebuah panduan tahapan-tahapan apa saja yang harus dilakukan.
Reduce atau diartikan sebagai mengurangi. Ditempatkan di urutan paling depan karena itu merupakan hal yang sangat mudah untuk dilakukan. Mengurangi merupakan tindakan pencegahan agar lingkungan kita tetap terjaga. Kita diminta untuk mengurangi penggunaan listrik, penggunaan air, dan juga penggunaan energi yang berlebihan. Itu adalah hal pertama yang bisa kita lakukan bagi lingkungan. Jika ternyata kita sudah tidak dapat mengurangi bentuk penggunaan, kita mundur ke tahapan reuse.
Melalui reusekita diajak untuk dapat menggunakan kembali sumberdaya yang sudah kita pergunakan sebelumnya. Sebagai contoh, air cucian pakaian bisa dipakai kembali untuk mencuci motor atau sepatu, air cucian piring bisa kita pergunakan kembali untuk menyiram tanaman. Jika kita menggunakan botol minuman, misalkan untuk pot tanaman atau celengan. Namun tidak disarankan untuk menggunakan botol minuman sebagai wadah penyimpan air minum yang dipakai lebih dari 1 kali karena kandungan zat kimianya akan larut ke dalam air yang kita minum.
Jika sampai pada tahap reuse ternyata beban lingkungan yang dihasilkan masih banyak, ada satu langkah lagi yang masih bisa dilakukan yaitu recycle. Pada tingkatan ini barang yang sudah dimanfaatkan akan diurai menjadi wujud yang berbeda. Dari ide ini kemudian munculah pemanfaatan kertas daur ulang, tas berbahan dasar plastik pembungkus makanan. Tahapan recycle merupakan tahapan akhir, karena materi yang diproses sudah menjadi bentuk dasarnya. Dengan cara ini kita bisa mengambil kembali bahan dasarnya untuk kemudian diolah menjadi bentuk baru. Dalam tahapan ini kita bisa melakukan konservasi sumberdaya alam dan energi.
Marilah kita berpikir dan betindak dengan lebih bijaksana. Apakah recycle itu yang memang harus kita lakukan secara pribadi, ataukah kita masih dapat melakukan reduce ? (Edy Sutrisno – TRASHI)