*Kantong plastik atau tas kresek* |
Kalau mendengar kata belanja, yang terbayang sepertinya tidak akan jauh dari kantong plastik kresek atau tas kresek. Kalau tidak percaya, silahkan iseng ke pasar swalayan, dan di sana kita akan menemui para pembeli yang menenteng tas kresek berisi barang belanjaan lebih dari dua buah. Berbelanja di pasar tradisional juga tidak jauh berbeda. Jika kita belanja di satu lapak, biasanya akan dapat bonus dari penjual minimal 1 buah kresek. Tinggal hitung saja, berapa lapak yang kitas singgahi. Itulah jumlah sampah plastik yang akan kita bawa pulang ke rumah. Biasanya kantong plastik bekas belanja akan dipakai untuk membungkus, ditaro di keranjang sampah, hingga dikumpulkan untuk kantong cadangan.
Di Indonesia mungkin penggunaan kantong plastik masih semena-mena. Coba bandingkan dengan pemerintah Italia yang secara resmi melarang penggunaan kantong plastik (tas kresek) sejak tahun 2011. Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi mengeluarkan aturan yang melarang toko dan supermarket menggunakan tas kresek. Aturan ini, membuat Italia menjadi negara Uni Eropa pertama yang memberlakukan larangan pemakaian tas kresek. Kabarnya, Prancis juga mulai menyusul Italia.
Ilustrasi Anti Tas Kresek |
Beda di Italia, beda di Indonesia. Faktanya tidak semua orang bisa langsung mengucapkan “Saya Anti Tas Kresek!” Pelarangan pemakaian tas kresek sepertinya akan mengganggu hajat hidup orang banyak. Namun setidaknya kini telah mulai bermunculan gerakan sosial pengurangan pemakaian tas kresek dengan cara membawa tas belanja sendiri. Gerakan ini muncul karena mereka galau melihat budaya tas kresek yang semakin merajalela. Kegalauan apa saja yang membuat tas kresek ini patut kita kurangi penggunaannya?
KeGALAUan Pertama
Tas kresek merupakan bisa memicu kanker dan juga memerlukan waktu 50 – 100 tahun untuk terurai. Beberapa jenis plastik bahkan dapat bertahan hingga ribuan tahun. Untuk info mengenai kegalauan pertama ini, bisa dilihat di sini dan di sini.
KeGALAUan Kedua
Bahkan untuk plastik Oxium yang digembar-gemborkan dapat terurai dengan sendirinya pada kenyataannya tidaklah demikian. Silakan cek di sini mengenai penjelasan detilnya.
KeGALAUan Ketiga
Secara jujur kita masih perlu kresek. Tidak dapat dipungkiri memang masyarakat Indonesia masih tergantung dengan kresek. Kebutuhan kresek di supermarket, pasar tradisional, warung-warung bahkan di rumah tangga masih tinggi. Penyebabnya, kantong plastik ini mudah didapatkan, murah (bahkan gratis) dan praktis. Terlepas dari sederet bahaya yang mengancam kesehatan, maupun bahaya terhadap lingkungan.
KeGALAUan Keempat
Kita masih enggan menolak tas kresek yang diberikan penjual sebagai tempat barang belanjaan. Bisa jadi belum siap tampil beda atau memang tidak mau tahu.
KeGALAUan Kelima;
Terkadang kita lupa membawa tas belanja sendiri dari rumah. Apakah itu belanja yang tidak terencana atau memang lupa. Yah kalau yang ini bisa dimaafkan kali ya.
KeGALAUan Keenam
Saat berbelanja kita sudah membawa tas belanja sendiri namun kadang terpaksa membawa pulang tas kresek karena barang belanjaan kita banyak. Mungkin ada beberapa jenis zat kimia yang tidak mungkin dijadikan satu dengan bahan makanan.
Mungkin ada lagi keGALAUan lainnya yang tidak disebutkan di sini. Untuk tips menepis keGalauan pemakaian tas kresek, bisa langsung ke sini. Saat ini, tas belanja yang terbuat dari kertas, kain baik itu bahan katun, parasut atau bahan lainnya menjadi alternatif pengganti kresek. Namun efektivitas dan manfaat dari tas kain tersebut akan kembali kepada pemiliknya sendiri. Apakah akan terus menerus dipakai saat belanja atau hanya akan terlipat manis dalam tas karena jarang dipakai.
Tim CreaTRASHIty Transformasi Hijau melakukan kampanye mengolah pakaian bekas pakai (laik pakai) yang dapat dimanfaatkan menjadi tas belanja. Pembuatan tas belanja ini diharapkan dapat menjadi alternatif pengganti tas kresek yang selama ini membuat ‘galau’.
Tas belanja ini sengaja dibuat dari pakaian bekas yang bahannya mudah di dapat. Apa saja kelebihannya?
- Murah karena tidak keluar ongkos membeli bahan
- Desainnya sederhana
- Muat banyak dan kuat
- Motif bahan bervariasi
- Dapat dipakai berulang-ulang
- Mudah dicuci
Jika Anda memiliki pakaian kesayangan yang tidak bisa dipakai lagi, bisa diolah menjadi tas dan menemani disetiap kesempatan. Saya, Kami dan Kamu bisa membuat sendiri tas-tas belanja dengan cara seperti di sini dan di sini. Ini adalah hasil kreasi kita sendiri, seharusnya kita PD donk menggunakannya saat belanja apa saja, di mana saja dan tentunya dengan bangga berkata “saya membawa tas belanja sendiri“.
Tetap ikuti postingan saya tentang kreasi dengan memanfaatkan tas berbahan kantung kresek bekas di blog ini. (Wildasari – CreaTRASHity)
Peringatan Publik tentang KANTONG PLASTIK “KRESEK” oleh BPOM bisa dilihat di sini
artikel menarik lainnya silakan klik
http://budisansblog.blogspot.com/2012/02/mottainai-dan-pemborosan.html
http://green.kompasiana.com/penghijauan/2012/01/27/every-day-no-plastic-bag-mari-memulai-dari-diri-kita-sendiri-dan-menularkannya-ke-orang-lain/