Selasa (23/8/2011). Jakarta, sebagai ibu kota negara sangat identik dengan gedung-gedung megah yang sudah merampas ruang terbuka hijau. Kesan hijau dan asri seakan jauh dari kota Jakarta. Namun ternyata, di balik hutan beton tersebut kita masih bisa menemukan beragam jenis burung. Kehadiran burung di beberapa ruang terbuka hijau Jakarta memberikan kesan keasrian tersendiri. Demikian papar Ady Kristanto koodinator Jakarta Birdwatcher Society (JBS).
JBS atau lebih dikenal sebagai birdwatcher Jakarta merupakan komunitas pengamat burung yang beranggotakan mahasiswa dan siswa SMA. Dalam rangka peluncuran buku “Burung Ibu Kota”, JBS mengundang beberapa lembaga mitra, antara lain Transformasi Hijau, KPB Nycticorax, Teens Go Green, Raptor Indonesia, Peta Hijau Jakarta, UKF – IPB, KSHL Comata UI, BBC UNAS, KSPL Chelonia, KSEP, Lutung FSP dan Biologi UNAS.
“Jakarta mempunyai potensi keberagaman jenis burung yang tinggi. Sampai saat ini, dari beberapa pengamatan yang sudah dilakukan, ditemukan setidaknya 135 jenis burung. Sebarannya bisa ditemukan dari kawasan pesisir sampai kota” ujar Ady. Potensi tersebut seharusnya bisa dimanfaatkan teman-teman muda Jakarta untuk terlibat dalam kegiatan pelestarian burung di Jakarta, pesan Ady bagi para peserta peluncuran buku ini.
Jika dibandingkan dengan animo anak muda kota lain, seperti Yogyakarta, kegiatan pengamatan burung yang dilakukan oleh anak muda Jakarta, misalnya beberapa pengamat burung tingkat SMA Jakarta sudah mulai nampak. Demikian cerita Asman Purwanto, perwakilan Raptor Indonesia.
Pada kesempatan ini, Najib Rifai seorang pengamat burung SMK 36 bercerita bahwa pengamatan burung adalah kegiatan yang menarik, karena kita bisa belajar berbagai jenis burung di lapangan, tidak hanya membaca melalui buku saja. “Sebagai anak muda, sudah saatnya kita melestarikan jenis burung Jakarta. Pengamatan burung merupakan bentuk kepedulian kita untuk menjaga kelestarian alam. Burung mempunyai peran penting bagi kita, karena itu jangan menyiksa burung” jelas Najib.
“Buku Burung Ibukota ini dikemas secara sederhana untuk kebutuhan pengenalan praktis yang mudah digunakan untuk para pengamat burung pemula. Buku dengan halaman full color ini tidak hanya menjelaskan keunikan setiap burung yang bisa ditemui di Jakarta, namun juga memberikan tips praktis cara pengamatan burung di lapangan” ujar Ady. (Hendra Aquan – TRASHI)