Briefing peserta cara pengambilan dan analisa sampel |
Pengamatan kali ini dilakukan oleh SMA Negeri 34 Pondok Labu yang difasilitasi oleh Rimbawan Muda Indonesia (RMI), Transformasi Hijau (TRASHI), Green Radio dan HSBC. Seperti pengamatan kualitas air pada 5 Juni lalu, pengamatan kualitas kali ini masih menggunakan parameter fisika, kimia dan biologi.
“Sampel biota yang kami ambil kurang lebih ada 7 jenis, seperti kepiting, udang air tawar, siput tanpa pintu dan larva nyamuk. Hewan air ini merupakan penanda bahwa kualitas kali Pesanggrahan sudah mulai kotor” papar Sita fasilitator dari RMI.
Dari sisi kimia, kondisi air Pesanggrahan juga menunjukkan tanda-tanda mulai buruk. Dari pengamatan kadar oksigen terlarut masih bagus, yaitu sekitar 8 ppm. Sedangkan untuk nilai kandungan CO2 terlarut di kali yang sehat adalah 5 ppm. Hasil pengamatan menunjukkan adanya peningkatan sebesar sudah mengalami peningkatan 3,4 ppm.
“Menurunnya kualitas air ini bisa disebabkan banyaknya beban pencemar yang masuk ke dalam sungai. Tingginya jumlah penduduk dan perilaku membuang sampah di sungai bisa menjadi penyebabnya” tambah Kepala Subbidang Pelestarian dan Pemulihan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi DKI Jakarta Prihatma.
“Perlu ada upaya konkrit antar pihak yang berwenang dalam penanganan kali di Jakarta. Jika kita bisa mengelola kali dengan baik, bukan tidak mungkin sumber air minum Jakarta yang saat ini berasal dari Jatiluhur bisa diambil dari kali Pesanggrahan atau Ciliwung” pesan Prihatma.
Hasil pengamatan yang sudah dilakukan ini akan dilengkapi kemudian dengan data kualitas air yang lebih lengkap seperti kandungan logam berat, kandungan fosfat dan nitrat serta jumlah bakteri coliform. Sampel tersebut akan dianalisa secara lengkap di laboratorium lingkungan BPLHD. Hasil yang diperoleh nantinya dapat menjadi gambaran secara lengkap kondisi kualitas air kali Pesanggrahan terkini. (Hendra Aquan – TRASHI)