Krriiiiinngg…. pagi itu tepat pukul 04.00 jam wekerku berdering nyaring sekali membangunkanku yang ketika itu sedang bermimpi indah menghadiri pernikahannya Pangeran William dan Kate Middleton di Kerajaan Inggris, belom usai acara ijab kabulnya aku sudah terbangun dari mimpi indah itu, sayang sekali ya, hehe.. padahal aku belum sempat mencicipi roti buayanya ituh, loh??? ;p
Tapi ya sudahlah tidak apa-apa, toh itu hanya mimpi justru ada acara yang lebih penting daripada pernikahan Pangeran Inggris yang aku harus hadiri pagi itu apalagi kalau bukan Monitoring Burung dan Herpetofauna di Kebun Binatang Ragunan, Jakarta Selatan yang diadakan oleh Transformasi Hijau. Makanya semalam aku sengaja menyetel alarmku agar berdering pukul 4 pagi, sebelum aku bersiap-siap mandi terlebih dahulu aku aku update status di facebook berharap cuaca hari itu cerah dan menyenangkan.
Setelah itu aku mandi dan bersiap-siap deh, dan dikarenakan aku anak tertua di rumah jadi sebelum berangkat aku diwajibkan memasak dan beres-beres rumah dulu, hmm.. semoga saja tidak terlambat. Tapi ternyata waktu untuk acara bersih-bersih dan masak-masak itu memakan waktu hingga 2 jam lebih hadoooh kebayang dong lepek lagi dah nie badan kena keringat, setelah selesai lalu aku pamit untuk berangkat menuju TKP. Ooh iya aku hampir lupa, aku kan mengajak partner bolangku Azrul Ikhwan untuk ikut kegiatan monitoring dan dia minta berangkat bareng pagi itu, alhasil aku harus jemput dia dulu ke terminal Blok M karena semalam kita janjian berangkat barengnya dari sana, tapi di luar dugaan selama perjalanan menuju Blok M ada aja masalah. Metromini yang aku tumpangi kena tilang dan aku beserta penumpang yang lainya dioper ke metromini yang lainnya. Setelah itu aku nyambung lagi naik Bus Mayasari 57 menuju Blok M dan lagi-lagi adaa aja halangan kali ini macet parah di UKI, belum lagi tiba-tiba busnya mogok dan pak sopirnya memaksa penumpang untuk tetap di dalam bus, busyet dah panas dan gerah banget kan, mana saat itu waktu udah menunjukkan pukul 9 lagi, untuk yang kesekian kalinya aku mengeluh hadoooh please deh kan janji sama teman-teman TRASHI kumpul di halte busway Ragunan jam 9 pagi, nah trus Azrul di Blok M gimana??? ckckckckk puyeng saya… Setelah hampir satu jam sauna dalam bus nungguin pak sopir selesai memperbaiki busnya akhirnya bus jalan lagi dan akhirnya pula aku sampai di Terminal Blok M jam 10.30 dan di sana aku melihat temanku sudah hampir lumutan serta dibanjiri keringaat karena menungguku berjam-jam lamanya (aduuh maaf ya zul ^.^V).
Daripada berlama-lama saling menyalahkan akhirnya kita putuskan untuk segera berangkat, sesampainya di Ragunan tenyata aku sudah ketinggalan moment untuk monitoring burung, dan rombongan saat itu sedang menuju kandang reptil. Ya sudah kita berdua putuskan untuk bertemu rombongan TRASHI di kandang reptil, setelah bertemu dengan mereka aku gak sabar untuk menanyakan apa saja yang mereka bahas ketika monitoring burung, untungnya mereka dengan senang hati menjelaskan apa aja yang mereka lakukan ketika monitoring di kandang burung, nyesel rasanya kami terlambat datang. Tapi untungnya monitoring herpet di kandang reptil tak kalah menarik dan serunya, sebelum kami semua mengamati beraneka jenis herpet di sana terlebih dahulu kami dibekali pengetahuan mengenai jenis dan ciri dari herpet itu sendiri oleh Joandini Asmoro, mahasiswi Biologi konservasi dan ilmu lingkungan Universitas Nasional, Jakarta. Dan dari dia kami mendapat pengetahuan baru tentang dunia herpet, “mengapa disebut Herpet itu dikarenakan amphibi dan reptil memiliki kesamaan yaitu sama-sama binatang melata kerena bagian bawah perut napak ketanah atau nempel”‘ Dia juga menjelaskan tentang perbedaan antara kodok dengan katak, ternyata yang membedakan adalah dikulitnya. Kalau katak berkulit licin dan berlendir, sedangkan kodok berkulit kasar dan berbintil-bintil. Dan katak mempunyai kaki belakang lebih panjang dibandingkan kodok, sehingga dapat melompat lebih cepat ketika sedang menghadapi bahaya.
Joandini Asmoro sedang menjelaskan beberapa gambar yang tergolong amphibi |
Dan akupun baru tau kalo ternyata indonesia memiliki 16% jenis herpet yang ada di dunia, di pulau jawa sendiripun ada sekitar 128 jenis reptil dan amphibi karena Indonesia termasuk Hutan Hujan tropis maka indonesia kaya akan beragam jenis reptil serta amphibi. Selesai mendengarkan penjelasan dari fasilitator kami tadi, kami bergegas melihat dan mengamati beragam jenis reptil yang ada di ragunan.
Puas mengamati dan bertanya mengenai reptil pada Kak Agnes, Kak Ebby dan Joandini, Kak Hendrapun mengambil bagian untuk berbagi cerita mengenai segala kegiatan Transformasi Hijau (TRASHI) yang telah dilakukan 2 bulan terakhir ini mulai dari TRASH-BUSTER (Aksi Mulung Sampah) di Suaka Margasatwa Muara Angke, Donasi senyum untuk korban Radiasi Nuklir di Tohoku, Jepang (di Lapangan Museum Fatahillah) sampai dengan Monitoing Burung dan Herpet di Ragunan ini. Setelah itu Kak Hendra pun meminta kami para volunteer TRASHI untuk sharing dan bertukar pendapat mengenai spot-spot mana yang menarik yang kira-kira cocok untuk pengamatan burung berikutnya di sekitar Jakarta, serta rencana TRASHI untuk ikut Lomba Pengamatan Burung (Bird Race) di Baluran, Jawa Timur untuk tingkat pemula serta membahas rencana apa saja yang akan TRASHI buat selanjutnya.
Setelah itu kita semua mengakhiri kegiatan kita di Ragunan saat itu dengan makan siang bersama, kemudian kami semua pulang kerumah masing-masing dengan membawa oleh-oleh pengetahun yang baru dari hasil pengamatan dan sharing di Ragunan hari itu. Sekali lagi, “Terima Kasih TRASHI” (Juliana Priscilla Dewi – volunteer TRASHI)