Nah, salah satu hutan kota atau ruang terbuka hijau di Jakarta adalah Hutan Mangrove di kawasan Pantai Utara Jakarta yang luasannya kian hari kian menyusut oleh pembangunan. Saking menyusutnya, sisa hutan mangrove kita tinggal sebesar 265 hektar atau lebih gampangnya cuma seluas Mal of Indonesia yang ada di Kelapa Gading! Coba bayangin, luasan itu jadi andalan seluruh masyarakat Jakarta untuk cadangan air bersih, mana cukup? Sedangkan 94 persen air tanah di Jakarta sudah tercemar dan cuma 54 persen warga Jakarta yang mampu beli air bersih.
Nggak cuma menyusut luasan, ancaman lain juga nggak kalah gawatnya adalah sampah! Setiap hari sekitar 1000 kg sampah nyangkut di hutan mangrove kita. Tahu nggak, berapa jumlah sampah yang dihasilkan warga Jakarta dalam sehari? Jangan kaget, produksi sampah kota metropolitan ini 6.663 ton atau 27.996 meter kubik per hari. Jika dalam dua hari sampah itu dikumpulkan, tinggi dan luasnya bakal setara dengan Candi Borobudur. Setengah jumlah sampah masuk ke Bantar Gebang untuk diolah, sisanya dibuang begitu saja ke sungai, tau sendirikan berakhirnya dimana? dan nyangkut di hutan mangrove dan ke laut.
Buat ngingetin kawan-kawan semua tentang pentingnya cadangan air dan sampah, Transformasi Hijau (Trashi) mengadakan TRASH BUSTER, yaitu aksi bersama bersih sampah di hutan mangrove Jakarta. “Aksi bersama ini bertujuan untuk menumbuhkan kepedulian warga Jakarta akan pentingnya perlindungan sumberdaya air dari tindakan yang berpeluang mencemarinya” ucap Hendra Aquan, TRASH BUSTER-TRASHI. Lanjutnya, kegiatan ini juga mengajak keterlibatan warga secara aktif untuk melestarikan hutan mangrove terakhir Jakarta.
Ingat ya, acara ini akan diadakan hari Sabtu, 26 Maret 2011 bertempat di Suaka Margasatwa Muara Angke mulai pukul 08-00-12.00 yuk langsung singsikan lengan baju dan tunjukan partisipasi kamu ikut peduli pada cadangan air bersih kita, manfaatnya buat kamu sendiri juga kan.
Acara ini juga akan dihadiri oleh komunitas-komunitas masyarakat seperti Teens Go Green (TGG), Jakarta Green Monster (JGM), Komunitas Jerami, Jakarta Birdwatcher Society, Rimbawan Muda Indonesia (RMI), Yayasan KEHATI dan banyak lagi. Aksi ini didukung juga oleh Danareksa, PT Coca Cola Indonesia dan GEF-SGP.
Penyelamatan hutan kota dan tempat cadangan air perkotaan merupakan tanggung jawab, kita, kamu, dan seluruh masyarakat Jakarta. Sudah saatnya kita menghormati dan menjaga sumber kehidupan kita, dan caranya nggak susah, bisa dimulai dari diri sendiri. Kepedulian kamu sangat dibutukan untuk menjaga kelestarian sumberdaya air Jakarta.
Informasi lebih lanjut hubungi
Hendra Aquan
Koordinator TRASH BUSTER-TRASHI
HP. 0815.7988. 053
Email: hendra.aquan@gmail.com
Transformasi Hijau (TRASHI) merupakan komunitas relawan yang bergerak pada isu pendidikan lingkungan dengan mendorong para generasi muda sebagai pemeran utama dalam upaya pelestarian lingkungan
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi:
Blog : www.transformasihijau.blogspot.com
Facebook : Transformasi Hijau
Twitter : @trashicool
Email : trashi.info@gmail.com
——————————————————————
Catatan Editor
Ekosistem hutan mangrove yang dimiliki oleh Jakarta sebesar 265,1 hektar membentang dari Muara Angke hingga Kamal Muara. Kawasan ini terdiri dari Suaka Margasatwa Muara Angke SMMA) 25,02 hektar, Hutan Lindung Angke Kapuk (HLAK) 44,76 hektar, Tawan Wisata Alam Kapuk Angke (TWAKA) 99,82 hektar dan Hutan Ekowisata Tol Sedyatmo seluas 95,5 hektar. Keempat kawasan hutan mangrove tersebut merupakan ekosistem mangrove yang masih tersisa di sepanjang pesisir utara Jakarta.
Ekosistem mangrove berperan dalam menjaga keberadaan ekosistem daratan Jakarta dan juga ekosistem Teluk Jakarta. Namun peran penting ekosistem hutan mangrove ini semakin berkurang setiap tahunnya selain alih fungsi lahan yang terjadi juga disebabkan oleh pencemaran sungai yang mengalir di dekat kawasan. Penurunan kualitas air yang disebabkan oleh limbah cair domestik dan industri menyebabkan menurunnya kualitas air yang berada di dalam kawasan hutan mangrove. Kondisi ini semakin diperparah dengan masuknya berbagai jenis sampah yang menganggu pertumbuhan tanaman mangrove itu sendiri.